Tittle: “Crazy Love In My Dream”
Author: Chang Min Sa
Cast:
- Minsa
- Max Changmin
- Uknow Yunho
- Hero Jaejoong
- Xiah Junsu
- Micky Yoochun
- Elza
- Others
Rating: PG17
Genre: Romance, Comedy, dll.
Fanfic ini benar-benar khayalan semata dibuat dengan niat tulus author untuk mengingat mimpi yang pernah author alami malam hari Senin, 26 Desember 2011 lalu, hari dimana author merasakan kepedihan atas idolanya yang tengah bertambah usia yang kita kenal sebagai DBSK/TOHOSHINKI/TVXQ dan fans mereka yang disebut Cassiopeia/Bigeast. Well, semoga mimpi ini menjadi kenyataan. Amiiiin >.
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
[music: TVXQ-Wasurenaide]
# Changmin POV
Tok! Tok! Tok!
CKREK!!
Pintu vila terbuka. Di balik pintu itu, terlihat kekasihku yang baru.Aku memperhatikannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bagiku, meski hanya memakai pakaian yang bisaa, ia tampak sangat cantik.
“Nde, Oppa?” tanyanya membangunkanku dari lamunanku.
“Anni. You’re so beautiful today.” Ujarku malu-malu.Lalu aku meraih tangannya.Aku rasa, aku sangat menyukai bagian ini.Menggenggam tangannya yang kecil dan merasa seakan aku mampu memilikinya seutuhnya.
“Nde?Jadi kemarin aku tidak cantik?” protesnya.Ia buang muka dan segera menutup pintu vilanya.
“Annio, Chagi. You’re beautiful everytime..” seruku sambil mencubit bibinya.
“Aww! Sakit Oppa..” ujarnya manja. Minsa memegang tanganku lalu memindahkannya dari wajah Minsa.
“Habisnya, Chagi imut sekali…”
Wajah Minsa berubah merah seketika. Sepertinya ia malu, sangat malu.
Aku memutuskan untuk tidak membuatnya semakin parah.Aku menarik tangannya. Rencananya kami akan pergi naik perahu. Tapi tidak hanya kami berdua, tapi juga Hyungs dan ketiga teman Minsa.
Sepanjang perjalanan aku memegang erat tangan Minsa, seakan aku tidak mau melepaskannya sedetik saja.Ditambah lagi jalanan curam. Beberapa orang di depan kami bahkan rela bergandengan tangan dan saling tarik menarik untuk bisa berjalan ke atas pantai.
“Aww!” pekik Minsa tiba-tiba. Reflex aku menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
“Chagi, gwenchana?” tanyaku khawatir sambil mengecek kakinya.
“Annio.Tadi ada karang kecil yang tidak sengaja aku injak. Jadi, seperti inilah… Aduuh…!” ia memegangi kakinya dan mulai membolak-balikkan telapak kakinya.
Aku melepaskan tangannya dan segera jongkok.Kuraih kakinya dan memastikannya baik-baik saja.“Apa kita perlu lembali dan tidak ikut naik perahu?”
“Andwae!Aku ingin ikut…” belum sempat Minsa melanjutkan kalimatnya teman-teman kami berteriak memanggil kami.
“Hei, yah, Minnie! Minsa! Jangan hanya berduaan saja! Bantu kami menarik perahu nelayan ini…” teriak leader-ku.
Di sebelahnya ada Jaejoong Hyung, Yoochun Hyung, dan Junsu Hyung yang sama-sama tengah menarik perahu nelayan untuk dibawa ke pantai.
Nde? Buat apa perahu nelayan diangkat pula?
“Ne, Yunho Oppa. Aku akan segera ke sana.” Jawab Minsa. Ia segera mengkat kakinya. Tapi langkahnya lambat dan terlihat kesakitan.
Aku menghampirinya dan menahan tangannya, “Kakimu sedang tidak baik.Sebaiknya Chagi tunggu di sini, ne?” pintaku.Lalu dia menurut.
Aku berlari menghampiri keempat hyungku lalu membantu mereka menarik perahu nelayan dengan tali tambang yang anjang. Setelah sampai di tempat yang nyaman, Yunho Hyun segera mengikatkan tali tambang itu di batang pohon besar yang kuat nan rindang.
“Annyeong!!!” seru tiga teman Minsa dari arah laut.Mereka melambaikan tangan sambil melangkah menuju tempat kami berdiri.“Ne, kalian sudah siap?”
“NE!!!” seru hyungs-ku bersemangat. Tapi aku memotong…
“Anni. Mungkin aku dan Minsa ….”
“Ayo!” potong Minsa yang tiba-tiba datang. Sebentar tangannya memegangi kakinya yang masih sakit, tapi ia masih menyunggingkan senyum di bibirnya.
“Chagi, bukankah kakimu masih sakit?” tanyaku khawatir.
“Minsa, kakimu sakit?” Tanya Nami panic. Ia segera menghampiri Minsa dan mengecek kakinya. Diikuti teman-temannya yang lain.
“Minsa, gwenchana?” giliran Salfa.
“Kakimu kena apa?” Tanya Elza.
“Ah, aku tidak apa-apa ko. Aku cuma tidak sengaja menginjak karang tadi.”Jelas Minsa sambil terus tersenyum menahan rasa sakitnya.“Kajja, kita naik perahu.Aku tidak sabar untuk melihat ikan-ikan di dasar laut.”
“Minsa,” Nami menahan Minsa dengan tangannya, “kau tidak bisa pergi dengan keadaan begini.Kau harus istirahat.”
“Iya, kita bisa menunda acara ini sampai besok.Iya kan?” tambah Salfa.Elza mengangguk.
“Annio.Aku tidak mau membatalkan janji. Kalian sudah susah payah mencari perahu yang bisa mengantar kita ke laut. Mana mungkin kita menyia-nyiakannya.”Minsa bersikeras untuk terus menjalankan rencana.
“Tapi Minsa kakimu….”
“Gwenchana..kakiku benar-benar dalam keadaan baik kok. Kajja, kita naik perahu.” Ajak Minsa. Kali ini dia mendahului teman-temannya lain menuju perahu yang kami pesan.
Aku dan hyungs-ku, juga ketiga sahabat Minsa masih khawatir dengan keadaan Minsa.Namun, Minsa justru melarang kami untuk khawair padanya.
@ atas perahu
[Jaejoong]
BEDDO ni suwatte kimi no kotowo kangaeteita
Aenakute mo ii aitai kono kimochi dake de ii kara
[Changmin]
Tsuyoku nokotteiru kioku kimi kara no mijikai MESSEJI ga
Setsunaku mune shimetsukeru kedo to wa no shiawase boku ga mamoritsuzuketai
Saat aku menyanyikan bagianku, entah mengapa tiba-tiba Minsa tertunduk lemas. Di sampingnya, Nami berkata, “Sudahlah, Minsa..tidak perlu berlebihan begitu menikmati suara namjachingu-mu…”
Tapi Minsa justru menahan tawa dan rasa terpesonanya pada suaraku. Hihihi… aku bahkan tidak tahu apa maksudnya.
[Junsu]
Kaze ni natte sotto tsutsumitai
Kimi ga iru sekai ni sugu toned yukitai
Aitakute mo aitakute mo
Matter kara tada waseurenaide..
Kami berhenti bernyanyi. Minsa semakin parah..aku bahkan tak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata.
Tak lama kemudian, Minsa tersadar dari dunianya.Ia terlihat aneh. Ia bertanya pada kami, “Apakah lagunya sudah selesai.”
“Sudah.”Jawab Salfa singkat.
“Nde?Kok aku nggak denger?”
“Salah kamu sendiri dari tadi terpesona sama suaranya Changmin-sshi?” ledek Nami.
Minsa manyun tida terima diejek begitu. Lalu ia berpindah tempat, sekarang ia tiba-tiba menggenggam tanganku sementara tangan kanannya memegang tangan Yunho Hyung.
“Oppa, nyanyi lagi dong… aku kan belum mendengar utuh?” pinta Minsa memelas.
Yunho Hyung, bukannya menjawab tapi justru mengalihkan pandangannya pada Jaejoong Hyung. Bermaksud untuk meminta pendapat.Tangan kanan Minsa berpintah ke Jaejoong Hyung tapi genggaman tangan kirinya masih terhenti di tangannku.
“Oppa, please…”
Jaejoong Hyung juga sama. Ia tidak segera menjawab tapi manatap penuh tanya pada Yoochun Hyung dan Junsu Hyung. Sekali lagi tangan kiri Minsa berpindah pada Yoochun Hyung dan Junsu Hyung secara bergantian.
“Ne. Ne.” jawab Yoochun Hyung pada akhirnya.Sementara Junsu Hyung tampak terkejut dengan sikap Minsa tiba-tiba berubah.Ia terlihat menahan tawanyaa.
CPRET!!
Sebuah cahaya yang kmenyilaukan tiba-tiba menembus bayangan Minsa.Ternyata itu suara Elza yang terngah mengambil foto Yoochun Hyung.Dengan segera, Yoochun-Junsu meminta Minsa untuk geser. Karna Minsa tidak segera merespon, YooSu mendorong Minsa hingga ia hampir terjatuh. Untung saja ia segera menyambut tanganku.
“Yoochun Oppa! Junsu Oppa! Kalian tega sekali…” protes Minsa yang kini tengah duduk di depanku sembari menggenggam tanganku agar tidak jatuh.
“I don’t care!” jawab YooSu serempak. Lalu keudanya mulai berfoto ria tanpa mempedulikan sekitarnya.
Melihat wajah narsis keuda hyung-ku itu, Minsa tertawa.Ia lupa dengan rasa sakit di kakinya maupun rasa sakit karena didorong YooSu couple.
“Ne, Oppa, aukah kalian mengadakan konser di sini selama 3 hari?”
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
# Minsa POV
Mentari sedang terik.Aku menyeka keringat yang turun membasahi sisi wajahku.Lalu melanjutkan kegiatanku, menginjak-injak pakaian yang tengah aku cuci untuk menghilangkan kotorannya.
Tiba-tiba sebuah suara mengagetkanku, “Sedang apa, Chagi…?” tanya namjachingu-ku sembari tersenyum manis.
“Nde, aku sedang mencuci baju.Kebetulan cahaya matahari sedang bagus, jadi sekalian saja aku cuci baju.”Terangku sambil membalas tatapan Minnie Oppa sekilas.
“Apa kakimu sudah tidak apa-apa?” tanya Minnie Oppa khawatir.
“Tidak apa-apa.Kakiku dalam keadaan yang sangat baik.”Jawabku yakin.
“Boleh aku bantu?” tawar Minnie Oppa.
Aku menatap ragu, “Apa Min Oppa bisa?”
“Aissh, jangan remehkan aku. Sini aku bantu.” Setelah melepas alas kakinya, Minnie Oppa memasukkan kedua kakinya ke dalam bak besar yang aku tempati. Untung saja bak ini cukup besar untuk menampung kami berdua, hahaha, kalau tidak..?
“Wah, airnya hangat.” Ujar Minnie Oppa sambil memperhatikan air yang ia injaki (?). Oppa tampak sangat menikmati pekerjaannya.
“Ne, ini karna matahari sedang terik.”Jawabku sambil terus menginjak pakaian yang ada di dalam bak yang terisi penuh oleh air.
“Seperti ini…?” tanya Minnie Oppa sambil mengikutiku menginjak pakaian di bawah kaki kami.
“Ne…”
“Lihat! Aku bisa melakukannya..” pamer Minnie Oppa.
“Hu-uh” balasku singkat.
Kami sama-sama menikmati pekerjaan kami ini.Semakin lama Minnie Oppa semakin menggila. Ia menginjak pakaian ini dengan cepat dan penuh tenaga(?). Tidak sengaja Minnie Oppa akhirnya menginjak kakiku dan membuatku terpeleset.
SET!
Minnie Oppa menahan tubuhku.Untung saja aku tidak sampai jatuh, tapi… masalah ini lebih buruk lagi. Minnie Oppa memegang pinggangku terlalu erat, tangannya mendorongku mendekati tubuhnya sementara wajahnya semakin mendekati wajahku yang kini mungkin tengah dalam proses pematangan *emangnya tomat matang?-inget banjun drama ‘Dangerous Love ’*. Wajah Minnie Oppa semakin dekat aku bahkan tidak mampu mengelak.Aku menutup mataku perlahan, sedetik kemudian aku menerima hembusan nafasnya.
BRUK!
“Heya! Changmin-ah! Minsa noona!”
Aku segera membuka mataku.Minnie Oppa mengangkat tubuhku hingga aku mampu berdiri tegak.Mataku melihat sekeliling.Aku menemukan sepotong pakaian yang kini ada di genggaman Minnie Oppa.Aku beralih menatap wajah Minnie Oppa, raut wajahnya menunjukkan kalau dia sedang malu.Kuedarkan lagi pandanganku, aku menemukan penyelamatku.
“Yah, Hung, kenapa mengganggu?”
“Mengganggu?Tidak, aku hanya menyadarkanmu.Ini masih siang bolong.”Seru Yunho Oppa sambil menunjuk lanngit yang terik. “Salah kalian sendiri dari tadi pagi mesra-mesraan melulu..” protes Yunho Oppa watados (read: wajah tanpa dosa).
“Aiisssh!!” gerutu Minnie Oppa sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
“Daripada kalian begini terus, lebih baik, kau, Changmin-I segera bantu kami membersihkan vila. Bukannya hari jadwalmu untuk bersih-bersih?”
“Ne, ne, arra.”Gerutu Minnie Oppa sembari turun dari baka dan kembali memakai alas kakinya. Kemudian ia meninggalkanku.
Dan, tinggal aku di sini.Aku melanjutkan pekerjaanku.
“Hufft!Untung saja tadi ada Yunho Hyung…” lirihku pada angin.
Aku juga turun dari bak lalu membuang airnya.Mengucek pakaian, membilasnya, kemudian menjemurnya.
“Chagiya!!!”
Aku berbalik. “Min Oppa, kenapa sudah kembali? Apa perkerjaanmu sudah selesai?” tanyaku sambil memperhatikan apa yang dibawa Minnie Oppa. Ia tengah membawa satu bak penuh pakaian.
“Anni. Tadi aku ke vila, eh, ternyata ruangan sudah bersih. Setelah aku cek, pakaian hyungs belum dicuci semua.Jadi aku ingin mencucinya.Bisa Chagi membantuku?” Jelas Minnie Oppa panjang kali lebar (=luas persegi panjang).
“Eoh, boleh.Bilas seperti tadi yah?” panduku.
Minnie Oppa mengangguk lalu segera melakukan tugasnya.
“Chagi, seperti ini?”
“Ne.”
“Chagi, apa airnya kurang?”
“Anni.”
“Chagi, kenapa airnya keruh?”
“Chagi, apa sudah cukup aku membilasnya?”
“Chagi, apa perlu aku ulangi lagi?”
“#*€¥»©%$;@(!*+#” pekikku sebal.
Aku berbalik dan menghempaskan pakaian yang hampi selesai aku jemur.Aku berjalan tergesa-gesa menuju tempat Minnie berdiri.Menariknya keluar dari bak besar kemudian mengambil alih pekerjaannya.
“Dengar Min Oppa. Pertama, dibilas terlebih dahulu seperti tadi. Kemudian air dibuang, pakaian diletakkan dalam bak, direndam dengan air dan sabun, dikucek, lalu dibilas lagi hingga bersih, dan yang terakhir DIJEMUR.” Jelasku menggebu-gebu sambil memberikan contoh.
Dan sialnya, Minnie Oppa tampak bingung dengan penjelasanku.Aku menyerah, “Min Oppa, kau bilang tadi mencuci baju bukan masalah untukmu?”
“Hmm, aku tidak bilang begitu..” seru Minnie Oppa.
Kali ini aku mengelus dada makin sering.Kuhembuskan nafas sepanjang mungkin.Belum sempat aku menambahkan, Yunho Oppa datang lagi.
“Yah, Changmin-i!kenapa kau di situ? Tolong bantu aku mengangkat sofa di dalam.”
“Sekarang?”
“Ne, kajja!” ajak Yunho Hyung.
Minnie Oppa meninggalkan aku lagi. Sebelum hilang dari pandanganku, ia menatapku. Kali ini aku menterjemahkannya, “Maaf, bisa tolong bantu aku melanjutkan pekerjaanku itu.”
“Huuuffft!”
@night
Tok! Tok! Tok!
Aku melangkahkan kakiku yang sakit menuju pintu yang berisik itu.
CKLEK!
“Apa aku mengganggumu, Chagi?”
“Annio, Min Oppa.” Setelah kubalas perhatiannya, aku segera berbalik dan duduk di atas tempat tidurku.Menarik selimut dan meminta Minnie duduk di atas tempat tidurku.
“Ada apa?” tanyaku dingin.Aku masih teringat peristiwa tadi siang yang cukup membuatku sebal.
“Hmm..”Minnie Oppa mengeluarkan sebuah kotak yang penuh dengan obat-obatan.“Apa kakimu masih sakit?” sambil membuka selimut yang menutupi kakiku.Ia mengecek telapak kakiku dan mulai mengobatinya.
“Kakiku baik-baik saja kok.”Jawwabku setenang mungkin meski jantungku mulai berdegup kencang.
“Baik apanya?Luka itu menimbulkan bekas tahu!” gerutunya sambil menatapku tajam.Aku diam. Lalu Minnie Oppa melanjutkan kegiatannya.
“Mianhaeyo…”
“Gwenchana..”
“Mianhae, soal yang tadi siang…”
“Gwenchanayo, Oppa..” potongku cepat. Aku tidak mau mengingat kejadian itu lagi.
Hening… hening… hening… *terus mainkan lagunya #plak! *
“Oppa, kenapa tidak siap-siap untuk konser besok?” tanyaku membuka pembicaraan.
Sambil terus membersihkan kotoran yang masuk ke dalam kulit kakiku, Minnie Oppa menjawab, “Konsernya kan malam, lagipula besok pagi masih mau menyebarkan brosur.Hyungs-ku dan ketiga temanmu itu masih bisa mengatasinya.”
Kali ini, lagi-lagi aku terdiam.Aku memperhatikan tangan Minnie Oppa yang mahir mengobati kakiku.Setelah membersihkan kotoran di luka itu, Minnie Oppa membalut kakiku dengan perban tipis agar kotoran tidak masuk lagi dalam kakiku.
“Selesai.” Celetuk Minnie Oppa. Ia membersihkan peralatannya kemudian membasuh dan mengeringkan tangannya, “Sebaiknya Chagi cepat istirahat.”
“Ne.. tapi aku akan mengantar Min Oppa dulu.”
“Anni.Sebaiknya Chagi tidur saja dulu.Aku bisa keluar sendiri kok.”
Minnie Oppa memegang kepalaku dan mendorongku perlahan untuk berbaring.Lalu membenarkan selimut dan merapikannya. Kemudian ia memberikan salam penutup yang indah.
“Chagi, kakimu bisa sembuh besok asalkan Chagi tidak melepas perbannya.” Sarannya sambil mengelus rambutku yang lembut *horeee! Rambut author tebel, item, lembut pula, tapi gak panjang, hahaha! #gapenting! *
CUP~
“Have a nice dream…” ujar Minnie Oppa setelah mencium bibirku sekilas.
Aku membelalakkan mataku dan mendengar pesannya itu, mataku perlahan berubah sayu dan lembut.Aku menarik selimutku hingga menutupi hidungku.Aku meraih bibirku dan merabanya perlahan.Menjawab ucapan Minnie, aku hanya mampu mengangguk.
Detik berikutnya, Minnie Oppa undur diri.Ia meninggalkanku dengan halus dan menutup pintu dengan halus.
OMO! Tadi itu… apa aku sedang bermimpi? Tapi, mimpi ini terlalu nyata…
Mebayangkan hadiahnya, aku malu.Aku menarik selimutku hingga menutupi seluruh tubuhku. Kemudian tidur…
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
[music: TVXQ-ONE]
# Changmin POV
Keesokkan harinya… aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan.
Aku belum bertemu Minsa sejak padi tadi.Setiap kali aku bertanya kepada sahabat-sahabatnya, mereka selalu menghalangi aku untuk bertemu dengan Minsa. Ada apa ini? Kenapa mereka memperlakukanku seakan aku ini orang jahat yang hendak menculik Minsa. Kalau situasinya sepertiini hingga sore nanti, aku tidak yakin konser pertama kami akan berjalan lancar…
Setelah selesai menyebarkan brosur dengan hyungs-ku, aku bergegas mapir ke vila Minsa. Tetap saja, aku tidak diperbolehkan bertemu dengannya.Mungkin ini terlalu berlebihan, tapi sungguh seakan aku tuli dan buta tanpa ada Minsa di sampingku.
Selama dua hari, aku masih mampu menggenggam tangannya tapi kini tanganku terasa kosong.Bahkan semalam aku masih bisa merasakan kelembutan bibirnya.Tuhan, beri aku kesempatan untuk segera bertemu dengannya. Neomu bogoshipo…
@ night
Kami, TVXQ sedang melakukan persiapan di belakang panggung. Ini konser pertama kami di tempat liburan. Jaejoong Hyung tengah membenahi dasi Yunho Hyung, sementara YooSu…? Aku tidak tahu mereka hilang di mana?
15 menit menjelang pementasan, aku masih terus mencari sosok Minsa.Aku benar-benar tidak mendapatinya. Omona! Kenapa tiba-tiba Minsa pergi dariku…?
Kurang dari 10 menit, aku menyerah…
Tapi, saat aku menyerah itulah sesuatu yang tak terduga tiba-tiba terjadi...
Minsa datang.Ne, dia datang tapi penampilannya tidak seperti Minsa yang aku kenal.Ia memakai make up tebal, memakai kaos tipis yang dibalu sweter pendek yang hanya menutupi lengannya, memakai bawahan yang hanya menutupi sampai lutut namun ketat, juga memakai sepetu hak tinggi. Aku tidak pernah melihatnya berpenampilan seperti ini… ini sangat mengganggu. Jin apa yang telah merasukinya?
“A, aa, aannyeong…” sapanya terbata-bata.
Aku buang muka.Aku tidak mau berbicara dengannya dalam situasi seperti ini.
Jaejoong Hyung dan Yunho Hyung segera menghentikan aktifitasnya dan menatap Minsa dengan tatapan menghina.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Jaejoong sinis.
“Hmmm,,aku… aku…?” ia terdengar gugup. Terkadang terpancar betapa ia sangat tidak nyaman dengan apa yang dipakainya, tapi…
“Pergilah…!” pinta Yunho Hyung sembari mengalihkan tatapannya.
“Nde?”
“Pergilah sebelum Yoochun-sshi datang.”Tambah Jaejoong mendukung Yunho Hyung kemudian kembali membenahi pakaian Yunho.
“Tapi kenapa..?” Minsa semakin bingung.Ia mungkin menatapku juga untuk meminta jawaban tapi aku bahkan tidak mau berbalik menatapnya.
“Pergi kau!!” bentak seseorang.Pandangan kami menelusuri ruangan dan berhenti pada dua orang namja yang berdiri di dekat pintu keluar menuju panggung.Yoochun Hyung dan Junsu Hyung.
“Wae, Oppa? Kenapa aku tidak boleh di sini?”
Yoochun berjalan mendekat namun berhenti 3 meter di depan Minsa, sementara Junsu berjalan mendekatiku.
“Pergilah sekarang karna aku tidak suka melihatmu di sini!” ujarnya tajam.
“Tapi kenapa?” suaranya terdengar mulai bergetar.“Bukankah selama 3 hari yang lalu, Oppa masih baik-baik saja melihatku?”
“Karena aku tidak suka melihat seorang bayi berdandan seperti seorang tante-tante. Itu menjijikkan.” Jelas Yoochun Hyung semakin tajam.
“Nde? Bayi…??”
“Ingat, berapa umurmu? Diusia muda seperti ini kau malah berdandan seperi tante-tante.Terlihat murahan.”
DEG!
Aku menggeser tatapanku.Antara tatapan kesal -karena yoochun Hyung telah menghina yeojachinguku- dan tatapan mendukung penjelasan Yoochun Hyung.
“Hiks, hiks…”
“Sekarang pergilah sebelum aku menghinamu lagi…”
Seketika itu juga, Minsa keluar dari ruangan kami. Aku tidak tega melihatnya sedih tapi, apa yang dikatakan Yoochun Hyung adalah benar.
Tiba-tiba Junsu Hyung menepuk bahuku seraya berkata, “Bersabarlah. Minsa hanya perlu menyesuaikan diri.”
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
# Minsa POV
“Hiks, hiks…”
Aku keluar dari ruangan yang kejam itu. Aku tidak akan pergi ke tempat itu lagi.
“Minsa, kenapa kau menangis?”
“Apa kita berhasil?”
“Minsa, katakan sesuatu…”
Begitu aku keluar Elza, Nami, dan Salfa menghampiriku.Mereka yang telah mendandaniku seperti ini hingga aku dibenci seluruh member TVXQ.Kejam sekali mereka.
“Minsa….”
“Tidak apa-apa.” Aku mengusap air matzku,”Aku, aku harus pergi dahulu..” lalu aku pergi menjauhi mereka. Untuk menenangkan diri.
“Minsa! Minsa! Tunggu!” teriakan mereka bagaikan air yang berhembus yang tak mau berhenti dan tidak mendapat perhatianku.
Aku terus berlari menjauhi tempat konser.Terus menjauh hingga aku sampai di tempat yang cukup sepi dan jauh dari hiruk pikuk yang mengganggu.
Di tepi laut, aku melepas sepatu hak tinggi yang kukenakan sejak 3 jam yang lalu dan membiarkannya tergeletak di atas pasir. Aku terus berjalan ke arah laut hingga kakiku terbenam sampai lutut.
“Bodoh! Kenapa aku mengikuti permainan mereka?Kenapa aku dengan mudahnya dihina oleh mereka?Kenapa dengan mudahnya aku jatuh seperti ini?Paboya!” gerutuku pada angin malam yang dingin.
Aku tidak peduli air ini dingin atau tidak, berbahaya atau tidak.Aku tidak peduli.
Dipermainkan di depan namjachingu-ku sendiri itu sangat menyakitkan. Bahkan Minnie Oppa tidak membelaku.Apa benar aku terlihat murahan dengan pakaian seperti ini?
“Aaarggghh!!” pekikku keras.
Aku segera melepas sweter pendek yang melekat di lenganku kemudian membasahinya dengan air laut. Aku bermaksud membersihkan make up di wajahku dengan air laut meskipun aku tahu ini mungkin akan membahayakan kulitku.
Setelah terasa cukup basah, aku memerasnya kemudian aku memejamkan mata bersiap untuk menghilangkan make up tebal yang mengganggu ini.
SET!
Aku segera membuka mata.
Satu tangan yang kuat menahan tanganku yang memegang sweter basah itu.
“Seharusnya kau tidak memakai air laut untuk membersihkan make up di wajahmu.” Minnie Oppa yang tiba-tiba datang itu menggeser badanku hingga aku berhadapan dengannya.
Kemudian ia membersihkan make up tebal di wajahku dengan kain putih yang telah ia basahi dengan air tawar. “Kalau kau membersihkannya dengan air laut, itu akan merusak wajah manismu..”
“Hiks, hiks…”
“Sudahlah. Jangan menangis… kau akan baik denganku.” Ia masih membersihkan make up di dahiku, pipiku, dan mataku.
“Hiks, hiks.. mianhaeyo, jeongmal mianhaeyo, Oppa…”
“Gwenchana…”
“Hiks, hiks, mianhae…” aku tidak melanjutkan kalimatku.Minnie Oppa telah mencapai bibirku dan membersihkan lipstick tebal yang menutupinya.
“Diamlah atau aku akan menciummu…”
DEG!
Aku mendengar ancamannya itu.Sedetik kemudian aku diam dan berusaha menahan air mataku.
Setelah selesai menghapus semua make up yang menutupi wajahku, Minnie Oppa menatapku sambil menghiburku, “Nah, kalau seperti ini kau terlihat lebih cantik, Chagi..”
“Min Oppa…” aku mendongakkan kepalaku.Aku melihat tatapan matanya yang lembut dan penuh kasih sayang.Tidak terbesit sedikit kebencian di matanya.Melihat kilatan matanya yang seperti ini, aku merasa sangat hina.
Melihat mataku yang masih berkaca-kaca, Minnie Oppa meraih tanganku dan menempelkannya di dadanya.Aku menatap matanya dalam. Mencari keseriusan dalam kalimat yang akan diucapkannya.
“Dengarkan aku!” jeda sejenak,”Jangan pernah melakukan ini lagi, ne?”
“Aku mencintaimu apa adanya. Tidak perlu kau melakukan hal ini. Seperti apapun Minsa, aku akan tetap mencintaimu. Tidak peduli orang lain mengataimu seperti apa, bagiku kaulah yang tetap kuinginkan.” Ia menatap mataku makin tajam.
“Hiks, hiks…”
Perlahan, ia menarikku dalam pelukannya yang dalam. “Jeongmal saranghaeyo, Chagi…”
“Hiks, hiks, nado saranghae, Oppa…” aku membalas pelukannya erat.
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
Author: Chang Min Sa
Cast:
- Minsa
- Max Changmin
- Uknow Yunho
- Hero Jaejoong
- Xiah Junsu
- Micky Yoochun
- Elza
- Others
Rating: PG17
Genre: Romance, Comedy, dll.
Fanfic ini benar-benar khayalan semata dibuat dengan niat tulus author untuk mengingat mimpi yang pernah author alami malam hari Senin, 26 Desember 2011 lalu, hari dimana author merasakan kepedihan atas idolanya yang tengah bertambah usia yang kita kenal sebagai DBSK/TOHOSHINKI/TVXQ dan fans mereka yang disebut Cassiopeia/Bigeast. Well, semoga mimpi ini menjadi kenyataan. Amiiiin >.
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
[music: TVXQ-Wasurenaide]
# Changmin POV
Tok! Tok! Tok!
CKREK!!
Pintu vila terbuka. Di balik pintu itu, terlihat kekasihku yang baru.Aku memperhatikannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bagiku, meski hanya memakai pakaian yang bisaa, ia tampak sangat cantik.
“Nde, Oppa?” tanyanya membangunkanku dari lamunanku.
“Anni. You’re so beautiful today.” Ujarku malu-malu.Lalu aku meraih tangannya.Aku rasa, aku sangat menyukai bagian ini.Menggenggam tangannya yang kecil dan merasa seakan aku mampu memilikinya seutuhnya.
“Nde?Jadi kemarin aku tidak cantik?” protesnya.Ia buang muka dan segera menutup pintu vilanya.
“Annio, Chagi. You’re beautiful everytime..” seruku sambil mencubit bibinya.
“Aww! Sakit Oppa..” ujarnya manja. Minsa memegang tanganku lalu memindahkannya dari wajah Minsa.
“Habisnya, Chagi imut sekali…”
Wajah Minsa berubah merah seketika. Sepertinya ia malu, sangat malu.
Aku memutuskan untuk tidak membuatnya semakin parah.Aku menarik tangannya. Rencananya kami akan pergi naik perahu. Tapi tidak hanya kami berdua, tapi juga Hyungs dan ketiga teman Minsa.
Sepanjang perjalanan aku memegang erat tangan Minsa, seakan aku tidak mau melepaskannya sedetik saja.Ditambah lagi jalanan curam. Beberapa orang di depan kami bahkan rela bergandengan tangan dan saling tarik menarik untuk bisa berjalan ke atas pantai.
“Aww!” pekik Minsa tiba-tiba. Reflex aku menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
“Chagi, gwenchana?” tanyaku khawatir sambil mengecek kakinya.
“Annio.Tadi ada karang kecil yang tidak sengaja aku injak. Jadi, seperti inilah… Aduuh…!” ia memegangi kakinya dan mulai membolak-balikkan telapak kakinya.
Aku melepaskan tangannya dan segera jongkok.Kuraih kakinya dan memastikannya baik-baik saja.“Apa kita perlu lembali dan tidak ikut naik perahu?”
“Andwae!Aku ingin ikut…” belum sempat Minsa melanjutkan kalimatnya teman-teman kami berteriak memanggil kami.
“Hei, yah, Minnie! Minsa! Jangan hanya berduaan saja! Bantu kami menarik perahu nelayan ini…” teriak leader-ku.
Di sebelahnya ada Jaejoong Hyung, Yoochun Hyung, dan Junsu Hyung yang sama-sama tengah menarik perahu nelayan untuk dibawa ke pantai.
Nde? Buat apa perahu nelayan diangkat pula?
“Ne, Yunho Oppa. Aku akan segera ke sana.” Jawab Minsa. Ia segera mengkat kakinya. Tapi langkahnya lambat dan terlihat kesakitan.
Aku menghampirinya dan menahan tangannya, “Kakimu sedang tidak baik.Sebaiknya Chagi tunggu di sini, ne?” pintaku.Lalu dia menurut.
Aku berlari menghampiri keempat hyungku lalu membantu mereka menarik perahu nelayan dengan tali tambang yang anjang. Setelah sampai di tempat yang nyaman, Yunho Hyun segera mengikatkan tali tambang itu di batang pohon besar yang kuat nan rindang.
“Annyeong!!!” seru tiga teman Minsa dari arah laut.Mereka melambaikan tangan sambil melangkah menuju tempat kami berdiri.“Ne, kalian sudah siap?”
“NE!!!” seru hyungs-ku bersemangat. Tapi aku memotong…
“Anni. Mungkin aku dan Minsa ….”
“Ayo!” potong Minsa yang tiba-tiba datang. Sebentar tangannya memegangi kakinya yang masih sakit, tapi ia masih menyunggingkan senyum di bibirnya.
“Chagi, bukankah kakimu masih sakit?” tanyaku khawatir.
“Minsa, kakimu sakit?” Tanya Nami panic. Ia segera menghampiri Minsa dan mengecek kakinya. Diikuti teman-temannya yang lain.
“Minsa, gwenchana?” giliran Salfa.
“Kakimu kena apa?” Tanya Elza.
“Ah, aku tidak apa-apa ko. Aku cuma tidak sengaja menginjak karang tadi.”Jelas Minsa sambil terus tersenyum menahan rasa sakitnya.“Kajja, kita naik perahu.Aku tidak sabar untuk melihat ikan-ikan di dasar laut.”
“Minsa,” Nami menahan Minsa dengan tangannya, “kau tidak bisa pergi dengan keadaan begini.Kau harus istirahat.”
“Iya, kita bisa menunda acara ini sampai besok.Iya kan?” tambah Salfa.Elza mengangguk.
“Annio.Aku tidak mau membatalkan janji. Kalian sudah susah payah mencari perahu yang bisa mengantar kita ke laut. Mana mungkin kita menyia-nyiakannya.”Minsa bersikeras untuk terus menjalankan rencana.
“Tapi Minsa kakimu….”
“Gwenchana..kakiku benar-benar dalam keadaan baik kok. Kajja, kita naik perahu.” Ajak Minsa. Kali ini dia mendahului teman-temannya lain menuju perahu yang kami pesan.
Aku dan hyungs-ku, juga ketiga sahabat Minsa masih khawatir dengan keadaan Minsa.Namun, Minsa justru melarang kami untuk khawair padanya.
@ atas perahu
[Jaejoong]
BEDDO ni suwatte kimi no kotowo kangaeteita
Aenakute mo ii aitai kono kimochi dake de ii kara
[Changmin]
Tsuyoku nokotteiru kioku kimi kara no mijikai MESSEJI ga
Setsunaku mune shimetsukeru kedo to wa no shiawase boku ga mamoritsuzuketai
Saat aku menyanyikan bagianku, entah mengapa tiba-tiba Minsa tertunduk lemas. Di sampingnya, Nami berkata, “Sudahlah, Minsa..tidak perlu berlebihan begitu menikmati suara namjachingu-mu…”
Tapi Minsa justru menahan tawa dan rasa terpesonanya pada suaraku. Hihihi… aku bahkan tidak tahu apa maksudnya.
[Junsu]
Kaze ni natte sotto tsutsumitai
Kimi ga iru sekai ni sugu toned yukitai
Aitakute mo aitakute mo
Matter kara tada waseurenaide..
Kami berhenti bernyanyi. Minsa semakin parah..aku bahkan tak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata.
Tak lama kemudian, Minsa tersadar dari dunianya.Ia terlihat aneh. Ia bertanya pada kami, “Apakah lagunya sudah selesai.”
“Sudah.”Jawab Salfa singkat.
“Nde?Kok aku nggak denger?”
“Salah kamu sendiri dari tadi terpesona sama suaranya Changmin-sshi?” ledek Nami.
Minsa manyun tida terima diejek begitu. Lalu ia berpindah tempat, sekarang ia tiba-tiba menggenggam tanganku sementara tangan kanannya memegang tangan Yunho Hyung.
“Oppa, nyanyi lagi dong… aku kan belum mendengar utuh?” pinta Minsa memelas.
Yunho Hyung, bukannya menjawab tapi justru mengalihkan pandangannya pada Jaejoong Hyung. Bermaksud untuk meminta pendapat.Tangan kanan Minsa berpintah ke Jaejoong Hyung tapi genggaman tangan kirinya masih terhenti di tangannku.
“Oppa, please…”
Jaejoong Hyung juga sama. Ia tidak segera menjawab tapi manatap penuh tanya pada Yoochun Hyung dan Junsu Hyung. Sekali lagi tangan kiri Minsa berpindah pada Yoochun Hyung dan Junsu Hyung secara bergantian.
“Ne. Ne.” jawab Yoochun Hyung pada akhirnya.Sementara Junsu Hyung tampak terkejut dengan sikap Minsa tiba-tiba berubah.Ia terlihat menahan tawanyaa.
CPRET!!
Sebuah cahaya yang kmenyilaukan tiba-tiba menembus bayangan Minsa.Ternyata itu suara Elza yang terngah mengambil foto Yoochun Hyung.Dengan segera, Yoochun-Junsu meminta Minsa untuk geser. Karna Minsa tidak segera merespon, YooSu mendorong Minsa hingga ia hampir terjatuh. Untung saja ia segera menyambut tanganku.
“Yoochun Oppa! Junsu Oppa! Kalian tega sekali…” protes Minsa yang kini tengah duduk di depanku sembari menggenggam tanganku agar tidak jatuh.
“I don’t care!” jawab YooSu serempak. Lalu keudanya mulai berfoto ria tanpa mempedulikan sekitarnya.
Melihat wajah narsis keuda hyung-ku itu, Minsa tertawa.Ia lupa dengan rasa sakit di kakinya maupun rasa sakit karena didorong YooSu couple.
“Ne, Oppa, aukah kalian mengadakan konser di sini selama 3 hari?”
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
# Minsa POV
Mentari sedang terik.Aku menyeka keringat yang turun membasahi sisi wajahku.Lalu melanjutkan kegiatanku, menginjak-injak pakaian yang tengah aku cuci untuk menghilangkan kotorannya.
Tiba-tiba sebuah suara mengagetkanku, “Sedang apa, Chagi…?” tanya namjachingu-ku sembari tersenyum manis.
“Nde, aku sedang mencuci baju.Kebetulan cahaya matahari sedang bagus, jadi sekalian saja aku cuci baju.”Terangku sambil membalas tatapan Minnie Oppa sekilas.
“Apa kakimu sudah tidak apa-apa?” tanya Minnie Oppa khawatir.
“Tidak apa-apa.Kakiku dalam keadaan yang sangat baik.”Jawabku yakin.
“Boleh aku bantu?” tawar Minnie Oppa.
Aku menatap ragu, “Apa Min Oppa bisa?”
“Aissh, jangan remehkan aku. Sini aku bantu.” Setelah melepas alas kakinya, Minnie Oppa memasukkan kedua kakinya ke dalam bak besar yang aku tempati. Untung saja bak ini cukup besar untuk menampung kami berdua, hahaha, kalau tidak..?
“Wah, airnya hangat.” Ujar Minnie Oppa sambil memperhatikan air yang ia injaki (?). Oppa tampak sangat menikmati pekerjaannya.
“Ne, ini karna matahari sedang terik.”Jawabku sambil terus menginjak pakaian yang ada di dalam bak yang terisi penuh oleh air.
“Seperti ini…?” tanya Minnie Oppa sambil mengikutiku menginjak pakaian di bawah kaki kami.
“Ne…”
“Lihat! Aku bisa melakukannya..” pamer Minnie Oppa.
“Hu-uh” balasku singkat.
Kami sama-sama menikmati pekerjaan kami ini.Semakin lama Minnie Oppa semakin menggila. Ia menginjak pakaian ini dengan cepat dan penuh tenaga(?). Tidak sengaja Minnie Oppa akhirnya menginjak kakiku dan membuatku terpeleset.
SET!
Minnie Oppa menahan tubuhku.Untung saja aku tidak sampai jatuh, tapi… masalah ini lebih buruk lagi. Minnie Oppa memegang pinggangku terlalu erat, tangannya mendorongku mendekati tubuhnya sementara wajahnya semakin mendekati wajahku yang kini mungkin tengah dalam proses pematangan *emangnya tomat matang?-inget banjun drama ‘Dangerous Love ’*. Wajah Minnie Oppa semakin dekat aku bahkan tidak mampu mengelak.Aku menutup mataku perlahan, sedetik kemudian aku menerima hembusan nafasnya.
BRUK!
“Heya! Changmin-ah! Minsa noona!”
Aku segera membuka mataku.Minnie Oppa mengangkat tubuhku hingga aku mampu berdiri tegak.Mataku melihat sekeliling.Aku menemukan sepotong pakaian yang kini ada di genggaman Minnie Oppa.Aku beralih menatap wajah Minnie Oppa, raut wajahnya menunjukkan kalau dia sedang malu.Kuedarkan lagi pandanganku, aku menemukan penyelamatku.
“Yah, Hung, kenapa mengganggu?”
“Mengganggu?Tidak, aku hanya menyadarkanmu.Ini masih siang bolong.”Seru Yunho Oppa sambil menunjuk lanngit yang terik. “Salah kalian sendiri dari tadi pagi mesra-mesraan melulu..” protes Yunho Oppa watados (read: wajah tanpa dosa).
“Aiisssh!!” gerutu Minnie Oppa sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
“Daripada kalian begini terus, lebih baik, kau, Changmin-I segera bantu kami membersihkan vila. Bukannya hari jadwalmu untuk bersih-bersih?”
“Ne, ne, arra.”Gerutu Minnie Oppa sembari turun dari baka dan kembali memakai alas kakinya. Kemudian ia meninggalkanku.
Dan, tinggal aku di sini.Aku melanjutkan pekerjaanku.
“Hufft!Untung saja tadi ada Yunho Hyung…” lirihku pada angin.
Aku juga turun dari bak lalu membuang airnya.Mengucek pakaian, membilasnya, kemudian menjemurnya.
“Chagiya!!!”
Aku berbalik. “Min Oppa, kenapa sudah kembali? Apa perkerjaanmu sudah selesai?” tanyaku sambil memperhatikan apa yang dibawa Minnie Oppa. Ia tengah membawa satu bak penuh pakaian.
“Anni. Tadi aku ke vila, eh, ternyata ruangan sudah bersih. Setelah aku cek, pakaian hyungs belum dicuci semua.Jadi aku ingin mencucinya.Bisa Chagi membantuku?” Jelas Minnie Oppa panjang kali lebar (=luas persegi panjang).
“Eoh, boleh.Bilas seperti tadi yah?” panduku.
Minnie Oppa mengangguk lalu segera melakukan tugasnya.
“Chagi, seperti ini?”
“Ne.”
“Chagi, apa airnya kurang?”
“Anni.”
“Chagi, kenapa airnya keruh?”
“Chagi, apa sudah cukup aku membilasnya?”
“Chagi, apa perlu aku ulangi lagi?”
“#*€¥»©%$;@(!*+#” pekikku sebal.
Aku berbalik dan menghempaskan pakaian yang hampi selesai aku jemur.Aku berjalan tergesa-gesa menuju tempat Minnie berdiri.Menariknya keluar dari bak besar kemudian mengambil alih pekerjaannya.
“Dengar Min Oppa. Pertama, dibilas terlebih dahulu seperti tadi. Kemudian air dibuang, pakaian diletakkan dalam bak, direndam dengan air dan sabun, dikucek, lalu dibilas lagi hingga bersih, dan yang terakhir DIJEMUR.” Jelasku menggebu-gebu sambil memberikan contoh.
Dan sialnya, Minnie Oppa tampak bingung dengan penjelasanku.Aku menyerah, “Min Oppa, kau bilang tadi mencuci baju bukan masalah untukmu?”
“Hmm, aku tidak bilang begitu..” seru Minnie Oppa.
Kali ini aku mengelus dada makin sering.Kuhembuskan nafas sepanjang mungkin.Belum sempat aku menambahkan, Yunho Oppa datang lagi.
“Yah, Changmin-i!kenapa kau di situ? Tolong bantu aku mengangkat sofa di dalam.”
“Sekarang?”
“Ne, kajja!” ajak Yunho Hyung.
Minnie Oppa meninggalkan aku lagi. Sebelum hilang dari pandanganku, ia menatapku. Kali ini aku menterjemahkannya, “Maaf, bisa tolong bantu aku melanjutkan pekerjaanku itu.”
“Huuuffft!”
@night
Tok! Tok! Tok!
Aku melangkahkan kakiku yang sakit menuju pintu yang berisik itu.
CKLEK!
“Apa aku mengganggumu, Chagi?”
“Annio, Min Oppa.” Setelah kubalas perhatiannya, aku segera berbalik dan duduk di atas tempat tidurku.Menarik selimut dan meminta Minnie duduk di atas tempat tidurku.
“Ada apa?” tanyaku dingin.Aku masih teringat peristiwa tadi siang yang cukup membuatku sebal.
“Hmm..”Minnie Oppa mengeluarkan sebuah kotak yang penuh dengan obat-obatan.“Apa kakimu masih sakit?” sambil membuka selimut yang menutupi kakiku.Ia mengecek telapak kakiku dan mulai mengobatinya.
“Kakiku baik-baik saja kok.”Jawwabku setenang mungkin meski jantungku mulai berdegup kencang.
“Baik apanya?Luka itu menimbulkan bekas tahu!” gerutunya sambil menatapku tajam.Aku diam. Lalu Minnie Oppa melanjutkan kegiatannya.
“Mianhaeyo…”
“Gwenchana..”
“Mianhae, soal yang tadi siang…”
“Gwenchanayo, Oppa..” potongku cepat. Aku tidak mau mengingat kejadian itu lagi.
Hening… hening… hening… *terus mainkan lagunya #plak! *
“Oppa, kenapa tidak siap-siap untuk konser besok?” tanyaku membuka pembicaraan.
Sambil terus membersihkan kotoran yang masuk ke dalam kulit kakiku, Minnie Oppa menjawab, “Konsernya kan malam, lagipula besok pagi masih mau menyebarkan brosur.Hyungs-ku dan ketiga temanmu itu masih bisa mengatasinya.”
Kali ini, lagi-lagi aku terdiam.Aku memperhatikan tangan Minnie Oppa yang mahir mengobati kakiku.Setelah membersihkan kotoran di luka itu, Minnie Oppa membalut kakiku dengan perban tipis agar kotoran tidak masuk lagi dalam kakiku.
“Selesai.” Celetuk Minnie Oppa. Ia membersihkan peralatannya kemudian membasuh dan mengeringkan tangannya, “Sebaiknya Chagi cepat istirahat.”
“Ne.. tapi aku akan mengantar Min Oppa dulu.”
“Anni.Sebaiknya Chagi tidur saja dulu.Aku bisa keluar sendiri kok.”
Minnie Oppa memegang kepalaku dan mendorongku perlahan untuk berbaring.Lalu membenarkan selimut dan merapikannya. Kemudian ia memberikan salam penutup yang indah.
“Chagi, kakimu bisa sembuh besok asalkan Chagi tidak melepas perbannya.” Sarannya sambil mengelus rambutku yang lembut *horeee! Rambut author tebel, item, lembut pula, tapi gak panjang, hahaha! #gapenting! *
CUP~
“Have a nice dream…” ujar Minnie Oppa setelah mencium bibirku sekilas.
Aku membelalakkan mataku dan mendengar pesannya itu, mataku perlahan berubah sayu dan lembut.Aku menarik selimutku hingga menutupi hidungku.Aku meraih bibirku dan merabanya perlahan.Menjawab ucapan Minnie, aku hanya mampu mengangguk.
Detik berikutnya, Minnie Oppa undur diri.Ia meninggalkanku dengan halus dan menutup pintu dengan halus.
OMO! Tadi itu… apa aku sedang bermimpi? Tapi, mimpi ini terlalu nyata…
Mebayangkan hadiahnya, aku malu.Aku menarik selimutku hingga menutupi seluruh tubuhku. Kemudian tidur…
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
[music: TVXQ-ONE]
# Changmin POV
Keesokkan harinya… aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan.
Aku belum bertemu Minsa sejak padi tadi.Setiap kali aku bertanya kepada sahabat-sahabatnya, mereka selalu menghalangi aku untuk bertemu dengan Minsa. Ada apa ini? Kenapa mereka memperlakukanku seakan aku ini orang jahat yang hendak menculik Minsa. Kalau situasinya sepertiini hingga sore nanti, aku tidak yakin konser pertama kami akan berjalan lancar…
Setelah selesai menyebarkan brosur dengan hyungs-ku, aku bergegas mapir ke vila Minsa. Tetap saja, aku tidak diperbolehkan bertemu dengannya.Mungkin ini terlalu berlebihan, tapi sungguh seakan aku tuli dan buta tanpa ada Minsa di sampingku.
Selama dua hari, aku masih mampu menggenggam tangannya tapi kini tanganku terasa kosong.Bahkan semalam aku masih bisa merasakan kelembutan bibirnya.Tuhan, beri aku kesempatan untuk segera bertemu dengannya. Neomu bogoshipo…
@ night
Kami, TVXQ sedang melakukan persiapan di belakang panggung. Ini konser pertama kami di tempat liburan. Jaejoong Hyung tengah membenahi dasi Yunho Hyung, sementara YooSu…? Aku tidak tahu mereka hilang di mana?
15 menit menjelang pementasan, aku masih terus mencari sosok Minsa.Aku benar-benar tidak mendapatinya. Omona! Kenapa tiba-tiba Minsa pergi dariku…?
Kurang dari 10 menit, aku menyerah…
Tapi, saat aku menyerah itulah sesuatu yang tak terduga tiba-tiba terjadi...
Minsa datang.Ne, dia datang tapi penampilannya tidak seperti Minsa yang aku kenal.Ia memakai make up tebal, memakai kaos tipis yang dibalu sweter pendek yang hanya menutupi lengannya, memakai bawahan yang hanya menutupi sampai lutut namun ketat, juga memakai sepetu hak tinggi. Aku tidak pernah melihatnya berpenampilan seperti ini… ini sangat mengganggu. Jin apa yang telah merasukinya?
“A, aa, aannyeong…” sapanya terbata-bata.
Aku buang muka.Aku tidak mau berbicara dengannya dalam situasi seperti ini.
Jaejoong Hyung dan Yunho Hyung segera menghentikan aktifitasnya dan menatap Minsa dengan tatapan menghina.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Jaejoong sinis.
“Hmmm,,aku… aku…?” ia terdengar gugup. Terkadang terpancar betapa ia sangat tidak nyaman dengan apa yang dipakainya, tapi…
“Pergilah…!” pinta Yunho Hyung sembari mengalihkan tatapannya.
“Nde?”
“Pergilah sebelum Yoochun-sshi datang.”Tambah Jaejoong mendukung Yunho Hyung kemudian kembali membenahi pakaian Yunho.
“Tapi kenapa..?” Minsa semakin bingung.Ia mungkin menatapku juga untuk meminta jawaban tapi aku bahkan tidak mau berbalik menatapnya.
“Pergi kau!!” bentak seseorang.Pandangan kami menelusuri ruangan dan berhenti pada dua orang namja yang berdiri di dekat pintu keluar menuju panggung.Yoochun Hyung dan Junsu Hyung.
“Wae, Oppa? Kenapa aku tidak boleh di sini?”
Yoochun berjalan mendekat namun berhenti 3 meter di depan Minsa, sementara Junsu berjalan mendekatiku.
“Pergilah sekarang karna aku tidak suka melihatmu di sini!” ujarnya tajam.
“Tapi kenapa?” suaranya terdengar mulai bergetar.“Bukankah selama 3 hari yang lalu, Oppa masih baik-baik saja melihatku?”
“Karena aku tidak suka melihat seorang bayi berdandan seperti seorang tante-tante. Itu menjijikkan.” Jelas Yoochun Hyung semakin tajam.
“Nde? Bayi…??”
“Ingat, berapa umurmu? Diusia muda seperti ini kau malah berdandan seperi tante-tante.Terlihat murahan.”
DEG!
Aku menggeser tatapanku.Antara tatapan kesal -karena yoochun Hyung telah menghina yeojachinguku- dan tatapan mendukung penjelasan Yoochun Hyung.
“Hiks, hiks…”
“Sekarang pergilah sebelum aku menghinamu lagi…”
Seketika itu juga, Minsa keluar dari ruangan kami. Aku tidak tega melihatnya sedih tapi, apa yang dikatakan Yoochun Hyung adalah benar.
Tiba-tiba Junsu Hyung menepuk bahuku seraya berkata, “Bersabarlah. Minsa hanya perlu menyesuaikan diri.”
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«
# Minsa POV
“Hiks, hiks…”
Aku keluar dari ruangan yang kejam itu. Aku tidak akan pergi ke tempat itu lagi.
“Minsa, kenapa kau menangis?”
“Apa kita berhasil?”
“Minsa, katakan sesuatu…”
Begitu aku keluar Elza, Nami, dan Salfa menghampiriku.Mereka yang telah mendandaniku seperti ini hingga aku dibenci seluruh member TVXQ.Kejam sekali mereka.
“Minsa….”
“Tidak apa-apa.” Aku mengusap air matzku,”Aku, aku harus pergi dahulu..” lalu aku pergi menjauhi mereka. Untuk menenangkan diri.
“Minsa! Minsa! Tunggu!” teriakan mereka bagaikan air yang berhembus yang tak mau berhenti dan tidak mendapat perhatianku.
Aku terus berlari menjauhi tempat konser.Terus menjauh hingga aku sampai di tempat yang cukup sepi dan jauh dari hiruk pikuk yang mengganggu.
Di tepi laut, aku melepas sepatu hak tinggi yang kukenakan sejak 3 jam yang lalu dan membiarkannya tergeletak di atas pasir. Aku terus berjalan ke arah laut hingga kakiku terbenam sampai lutut.
“Bodoh! Kenapa aku mengikuti permainan mereka?Kenapa aku dengan mudahnya dihina oleh mereka?Kenapa dengan mudahnya aku jatuh seperti ini?Paboya!” gerutuku pada angin malam yang dingin.
Aku tidak peduli air ini dingin atau tidak, berbahaya atau tidak.Aku tidak peduli.
Dipermainkan di depan namjachingu-ku sendiri itu sangat menyakitkan. Bahkan Minnie Oppa tidak membelaku.Apa benar aku terlihat murahan dengan pakaian seperti ini?
“Aaarggghh!!” pekikku keras.
Aku segera melepas sweter pendek yang melekat di lenganku kemudian membasahinya dengan air laut. Aku bermaksud membersihkan make up di wajahku dengan air laut meskipun aku tahu ini mungkin akan membahayakan kulitku.
Setelah terasa cukup basah, aku memerasnya kemudian aku memejamkan mata bersiap untuk menghilangkan make up tebal yang mengganggu ini.
SET!
Aku segera membuka mata.
Satu tangan yang kuat menahan tanganku yang memegang sweter basah itu.
“Seharusnya kau tidak memakai air laut untuk membersihkan make up di wajahmu.” Minnie Oppa yang tiba-tiba datang itu menggeser badanku hingga aku berhadapan dengannya.
Kemudian ia membersihkan make up tebal di wajahku dengan kain putih yang telah ia basahi dengan air tawar. “Kalau kau membersihkannya dengan air laut, itu akan merusak wajah manismu..”
“Hiks, hiks…”
“Sudahlah. Jangan menangis… kau akan baik denganku.” Ia masih membersihkan make up di dahiku, pipiku, dan mataku.
“Hiks, hiks.. mianhaeyo, jeongmal mianhaeyo, Oppa…”
“Gwenchana…”
“Hiks, hiks, mianhae…” aku tidak melanjutkan kalimatku.Minnie Oppa telah mencapai bibirku dan membersihkan lipstick tebal yang menutupinya.
“Diamlah atau aku akan menciummu…”
DEG!
Aku mendengar ancamannya itu.Sedetik kemudian aku diam dan berusaha menahan air mataku.
Setelah selesai menghapus semua make up yang menutupi wajahku, Minnie Oppa menatapku sambil menghiburku, “Nah, kalau seperti ini kau terlihat lebih cantik, Chagi..”
“Min Oppa…” aku mendongakkan kepalaku.Aku melihat tatapan matanya yang lembut dan penuh kasih sayang.Tidak terbesit sedikit kebencian di matanya.Melihat kilatan matanya yang seperti ini, aku merasa sangat hina.
Melihat mataku yang masih berkaca-kaca, Minnie Oppa meraih tanganku dan menempelkannya di dadanya.Aku menatap matanya dalam. Mencari keseriusan dalam kalimat yang akan diucapkannya.
“Dengarkan aku!” jeda sejenak,”Jangan pernah melakukan ini lagi, ne?”
“Aku mencintaimu apa adanya. Tidak perlu kau melakukan hal ini. Seperti apapun Minsa, aku akan tetap mencintaimu. Tidak peduli orang lain mengataimu seperti apa, bagiku kaulah yang tetap kuinginkan.” Ia menatap mataku makin tajam.
“Hiks, hiks…”
Perlahan, ia menarikku dalam pelukannya yang dalam. “Jeongmal saranghaeyo, Chagi…”
“Hiks, hiks, nado saranghae, Oppa…” aku membalas pelukannya erat.
»\(^CrazyLoveInMyDream^)/«